BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Kondom merupakan selubung/ sarung
karet yang dapat terbuat dari berbagai bahan diantaranya lateks (karet),
plastik (vinil), atau bahan alami (produksi hewani) yang dipasang pada penis
saat hubungan seksual. Kondom terbuat dari karet sintetis yang tipis, berbentuk
silinder, dengan muaranya berpinggir tebal, yang bila digulung berbentuk rata
atau mempunyai bentuk seperti puting susu. Berbagai bahan telah ditambahkan
pada kondom baik untuk meningkatkan efektivitasnya (misalnya penambahan
spermicidal) maupun sebagai aksesoris aktivitas seksual (Saifuddin, 2003).
Kondom dalam berbagai jenis bentuk
telah digunakan sejak beberapa abad yang lalu. Kondom berfungsi sebagai barrier
yang membungkus penis untuk melindungi dari penyakit yang telah digunakan sejak
1350 sebelum masehi dan digunakan untuk mencegah kehamilan sekitar abad ke-16
(Lubis, 2008). Kondom merupakan metode kontrasepsi yang paling banyak
digunakan. Cara kerja kondom, mencegah sperma bertemu dengan sel telur yang
menyebabkan tidak terjadinya pembuahan. Alat kontrasepsi ini lebih efektif
digunakan tetapi jika penggunaannya secara tepat dan benar.
B.
Klasifikasi
Klasifikasi kondom berdasarkan jenis kelaminnya terbagi menjadi 2 bagian, yaitu kondom pria dan kondom wanita (USU, 2009).
Klasifikasi kondom berdasarkan jenis kelaminnya terbagi menjadi 2 bagian, yaitu kondom pria dan kondom wanita (USU, 2009).
1. Kondom Pria
Kondom pria merupakan
selubung/sarung karet tipis yang dipasang pada penis sebagai tempat penampungan air mani yang
dikeluarkan pria pada saat senggama sehingga tidak tercurah pada vagina.
Bentuknya ada dua macam, yaitu polos dan berputing. Bentuk berputing ada
kelebihannya yaitu untuk menampung sperma setelah ejakulasi. Cara kerja kondom
yaitu mencegah pertemuan ovum dan sperma atau mencegah spermatozoa mencapai
saluran genital wanita (USU, 2009).
Jenis/tipe kondom pria adalah :
a.
Kondom lateks
Sebagian besar kondom terbuat dari karet lateks halus dan
berbentuk silinder bulat, umumnya memiliki panjang 15-20 cm, tebal 0,03-0,08
mm, garis tengah sekitar 3,0-3,5 cm, dengan satu ujung buntu yang polos atau
berpentil dan dipangkal yang terbuka bertepi bulat. Namun untuk sekarang telah
tersedia dalam ukuran yang lebih besar atau lebih kecil dari standar.
b.
Kondom berpelumas
Sebagai usaha untuk meningkatkan akseptabilitas, telah
diperkenalkan variasi kondom yang berpelumas, mengandung spermatiside,
berwarna, memiliki rasa, dan beraroma.
c.
Kondom anti alergi
Kondom anti alergi terbuat dari karet lateks dengan rendah
residu dan tidak dipralubrikasi.
d.
Kondom yang lebih tebal dan melebihi standar, dipasarkan
terutama untuk hubungan intim per-anus pada pria homoseks untuk memberikan
perlindungan tambahan terhadap penularan HIV/AIDS (USU, 2009).
2. Kondom Wanita
Kondom untuk wanita adalah suatu
sarung polyurethane dengan panjang 15 cm dan garis tengah 7 cm yang ujungnya
terbuka melekat ke suatu cincin polyurethane lentur. Cincin polyurethane ini
berfungsi sebagai alat untuk memasang dan melekatkan kondom di vagina. Kondom
wanita mengandung pelumas berbahan dasar silikon dan tidak memerlukan pelumas
spermisida serta hanya sekali pakai. Efektivitas dari penggunaan kondom ini
menunjukkan sama dengan efektivitas dari penggunaan diafragma (USU, 2009).
Bahan polyurethane kurang
menyebabkan reaksi alergi dibandingkan kondom lateks. Bahan tersebut juga kuat
dan jarang robek (40% lebih kuat dari kondom lateks) tetapi tipis sehingga
sensasi yang ditimbulkan tetap dapat dipertahankan. Kondom wanita ini dapat
mencegah kehamilan dan penularan penyakit seksual termasuk HIV apabila digunakan
dengan benar (Lubis, 2008).
Fungsi kondom sebenarnya bukan
sekadar sebagai alat KB atau pengaman saja. Kondom juga bisa digunakan sebagai
bagian dari foreplay agar suasana bercinta menjadi berbeda. Apalagi saat ini
kondom tersedia dalam beragam tekstur dan aroma. Berikut jenis-jenis kondom
yang banyak beredar di pasaran (Yuniico, 2009).
a. Kondom dengan aroma dan rasa
Aroma
favorit yang bisa dipilih seperti cokelat, stroberi, durian, pisang dan mint.
b. Kondom berulir (Ribbed Condom)
Jenis kondom yang satu ini memiliki
keunikan di bentuknya yang berulir untuk menambah kenikmatan pada saat
bersenggama.
c. Kondom ekstra tipis (Extra Thin
Condom)
Tipe satu ini berbahan karet dengan
ukuran yang sangat tipis. Pada saat melakukan senggama, pasangan seakan-akan
senggama tanpa menggunakan kondom.
d. Kondom bintik (Dotted Condom)
Tipe ini disertai dengan bintik-bintik di sekitarnya yang bisa menimbulkan efek mengejutkan bagi wanita.
e. Kondom ekstra pengaman (Extra Safe Condom)
Jenis ini memiliki tambahan lubrikan, serta mengandung perlindungan ekstra untuk mencegah kehamilan.
f. Kondom wanita (Female Condom)
Kondom berbahan lateks atau polyurethan, sehingga bersifat elastis dan fleksibel, kondom ini lebih menimbulkan sensasi atau rangsangan. Terutama bagi pria yang kurang suka memakai kondom.
g. Kondom twist
Tipe ini didesain secara khusus untuk menstimulasi area sensitif pada saat bersenggama.
h. Kondom getar (Vibrating Condom)
Kondom ini dilengkapi dengan cincin getar di bagian ujungnya
Kondom yang menggunakan baterai khusus untuk menggerakkan cincin getarnya ini
bisa bertahan hingga 30 menit.
i.
Kondom baggy
Tipe ini bentuknya agak membesar di bagian ujung serta memiliki ulir di bagian badannya, untuk memaksimalkan gerakan saat bersenggama.
j.
Kondom dengan tambahan obat kuat (Condoms with extra strong
medicine)
Jenis kondom yang satu ini
dilengkapi dengan lubrikan yang mengandung obat kuat(Yuniico, 2009).
k. Pleasure-shaped
condom
Jenis kondom ini dapat
mempertinggi sensitivitas untuk kedua “mitra” karena memiliki
ujung yang longgar dan besar.
l.
Glow in the dark condom
Jika ingin merasakan
suasana yang berbeda saat berhubungan seks, kondom ini bisa menjadi pilihan yang tepat. Ketika terkena
cahaya selama 30 detik, kondom ini dapat
bersinar dalam gelap. Namun kondom ini tidak beracun dan memiliki 3 lapisan.
Bagian dalam dan lapisan terluar terbuat dari lateks dan yang tengah berisi pigmen
yang aman yang membuatnya bisa bersinar.
C.
Kelebihan dan Kelemahan
1. Kelebihan pemakaian kondom
Kelebihan pemakaian kondom secara umum sebagai alat kontrasepsi
Kelebihan pemakaian kondom secara umum sebagai alat kontrasepsi
a.
Efektif bila digunakan dengan benar
b.
Tidak mengganggu produksi ASI.
c.
Tidak mengganggu kesehatan klien.
d. Tidak mempunyai pengaruh sistemik.
e.
Murah dan dapat dibeli secara umum.
f.
Tidak perlu resep dokter atau pemeriksaan kesehatan khusus.
g.
Metode kontrasepsi sementara bila metode kontrasepsi lainnya
harus ditunda
(Saifuddin,
2003).
Kelebihan pemakaian kondom secara umum sebagai alat non kontrasepsi.
a.
Memberi dorongan kepada suami untuk ikut ber-KB.
b.
Dapat mencegah penularan IMS.
c.
Mencegah ejakulasi
dini.
d. Membantu mencegah terjadinya kanker
serviks (mengurangi iritasi bahan karsinogenik eksogen pada serviks).
e.
Saling berinteraksi sesame pasangan.
f.
Mencegah imuno infertilitas (Saifuddin, 2003)
Kelebihan kondom berdasarkan klasifikasinya.
a.
Pria
1) Murah dan dapat dibeli secara umum.
2) Tidak ada persyaratan untuk
berkonsultasi dengan tenaga kesehatan.
3) Tidak memerlukan pengawasan khusus
dari tenaga kesehatan
4) Mudah cara pemakaiannya.
5) Tingkat proteksi yang cukup tinggi
terhadap infeksi menular seksual (PMS)
6) Efektif jika digunakan secara benar dan
konsisten.
7) Tidak mengganggu produksi.
8) Tidak memerlukan pengawasan (USU,
2009).
b. Wanita
1) Memberikan perlindungan yang tinggi
terhadap infeksi menular seksual (IMS).
2) Tidak mengganggu produksi.
3) Efektif jika digunakan secara benar
dan konsisten.
4) Bagi pasangan pria, penurunan
kenikmatan seks lebih kecil dibandingkan kondom laki-laki.
5) Tidak memerlukan pengawasan (USU,
2009).
2. Kekurangan pemakaian kondom
Kekurangan pemakaian kondom secara umum
a. Efektifitas tidak terlalu tinggi.
b. Cara penggunaan sangat mempengaruhi
keberhasilan kontrasepsi.
c. Agak mengganggu hubungan seksual (mengurangi
sentuhan langsung).
d. Pada beberapa klien bisa menyebabkan
kesulitan untuk mempertahankan ereksi.
e. Harus selalu tersedia setiap kali
berhubungan seksual.
f. Beberapa klien malu untuk membeli
kondom ditempat umum.
g. Pembuangan kondom bekas mungkin
menimbulkan masalah dalam hal limbah
(Saifuddin, 2003).
Kekurangan pemakaian kondom berdasakan klasifikasinya.
Kekurangan pemakaian kondom berdasakan klasifikasinya.
a. Pria
Penurunan kenikmatan seks lebih besar daripada kondom wanita
Penurunan kenikmatan seks lebih besar daripada kondom wanita
b. Wanita
1) Kenikmatan bisa terganggu karena
timbul suara gemerisik saat berhubungan intim.
2) Penampilan kurang menarik.
3) Pada awal menggunakan alat ini,
proses pemasangannya agak sulit.
4) Kadang-kadang dapat terdorong
seluruhnya ke dalam vagina.
5) Harganya masih mahal (USU, 2009).
B.4 Efek Samping
Pada umumnya saat menggunakan
kondom, pemakai kondom dan pasangannya tidak akan mengalami efek samping. Namun
pada beberapa kasus terutama yang alergi terhadap latex, bisa menimbulkan
iritasi. Apalagi jika latex kondomnya ditambahi dengan bahan spermicidal, maka
nyeri yang timbul akan semakin parah. Guna menghindari reaksi alergi ini, maka
sebaiknya memakai kondom dari bahan polyurethane atau kondom natural skin serta
tidak memakai bahan spermicidal (Kusmarjadi, 2009).
Banyak pria mengeluhkan kurang
sensisitif jika memakai kondom, sementara yang lainnyna merasa sulit untuk
mempertahankan ereksi saat memakai kondom atau saat intercourse. Pada beberapa
kasus, baik pria maupun partner-nya, memakai kondom bisa menghancurkan
spontanitas mereka dalam ML. Tetapi hal tersebut bukan merupakan efek samping
(Kusmarjadi, 2009).
D.
Efek Samping
Pada umumnya saat menggunakan
kondom, pemakai kondom dan pasangannya tidak akan mengalami efek samping. Namun
pada beberapa kasus terutama yang alergi terhadap latex, bisa menimbulkan
iritasi. Apalagi jika latex kondomnya ditambahi dengan bahan spermicidal, maka
nyeri yang timbul akan semakin parah. Guna menghindari reaksi alergi ini, maka
sebaiknya memakai kondom dari bahan polyurethane atau kondom natural skin serta
tidak memakai bahan spermicidal (Kusmarjadi, 2009).
Banyak pria mengeluhkan kurang sensisitif jika memakai kondom, sementara yang lainnyna merasa sulit untuk mempertahankan ereksi saat memakai kondom atau saat intercourse. Pada beberapa kasus, baik pria maupun partner-nya, memakai kondom bisa menghancurkan spontanitas mereka dalam ML. Tetapi hal tersebut bukan merupakan efek samping (Kusmarjadi, 2009).
Banyak pria mengeluhkan kurang sensisitif jika memakai kondom, sementara yang lainnyna merasa sulit untuk mempertahankan ereksi saat memakai kondom atau saat intercourse. Pada beberapa kasus, baik pria maupun partner-nya, memakai kondom bisa menghancurkan spontanitas mereka dalam ML. Tetapi hal tersebut bukan merupakan efek samping (Kusmarjadi, 2009).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar