Selasa, 06 September 2016

KB KONDOM



BAB II
TINJAUAN TEORI


A.    Pengertian
Kondom merupakan selubung/ sarung karet yang dapat terbuat dari berbagai bahan diantaranya lateks (karet), plastik (vinil), atau bahan alami (produksi hewani) yang dipasang pada penis saat hubungan seksual. Kondom terbuat dari karet sintetis yang tipis, berbentuk silinder, dengan muaranya berpinggir tebal, yang bila digulung berbentuk rata atau mempunyai bentuk seperti puting susu. Berbagai bahan telah ditambahkan pada kondom baik untuk meningkatkan efektivitasnya (misalnya penambahan spermicidal) maupun sebagai aksesoris aktivitas seksual (Saifuddin, 2003).
Kondom dalam berbagai jenis bentuk telah digunakan sejak beberapa abad yang lalu. Kondom berfungsi sebagai barrier yang membungkus penis untuk melindungi dari penyakit yang telah digunakan sejak 1350 sebelum masehi dan digunakan untuk mencegah kehamilan sekitar abad ke-16 (Lubis, 2008). Kondom merupakan metode kontrasepsi yang paling banyak digunakan. Cara kerja kondom, mencegah sperma bertemu dengan sel telur yang menyebabkan tidak terjadinya pembuahan. Alat kontrasepsi ini lebih efektif digunakan tetapi jika penggunaannya secara tepat dan benar.

B.     Klasifikasi
Klasifikasi kondom berdasarkan jenis kelaminnya terbagi menjadi 2 bagian, yaitu kondom pria dan kondom wanita (USU, 2009).
1.      Kondom Pria
Kondom pria merupakan selubung/sarung karet tipis yang dipasang pada penis   sebagai tempat penampungan air mani yang dikeluarkan pria pada saat senggama sehingga tidak tercurah pada vagina. Bentuknya ada dua macam, yaitu polos dan berputing. Bentuk berputing ada kelebihannya yaitu untuk menampung sperma setelah ejakulasi. Cara kerja kondom yaitu mencegah pertemuan ovum dan sperma atau mencegah spermatozoa mencapai saluran genital wanita (USU, 2009).
Jenis/tipe kondom pria adalah :
a.         Kondom lateks
Sebagian besar kondom terbuat dari karet lateks halus dan berbentuk silinder bulat, umumnya memiliki panjang 15-20 cm, tebal 0,03-0,08 mm, garis tengah sekitar 3,0-3,5 cm, dengan satu ujung buntu yang polos atau berpentil dan dipangkal yang terbuka bertepi bulat. Namun untuk sekarang telah tersedia dalam ukuran yang lebih besar atau lebih kecil dari standar.
b.         Kondom berpelumas
Sebagai usaha untuk meningkatkan akseptabilitas, telah diperkenalkan variasi kondom yang berpelumas, mengandung spermatiside, berwarna, memiliki rasa, dan beraroma.
c.         Kondom anti alergi
Kondom anti alergi terbuat dari karet lateks dengan rendah residu dan tidak dipralubrikasi.
d.        Kondom yang lebih tebal dan melebihi standar, dipasarkan terutama untuk hubungan intim per-anus pada pria homoseks untuk memberikan perlindungan tambahan terhadap penularan HIV/AIDS (USU, 2009).
2.      Kondom Wanita





 

  
Kondom untuk wanita adalah suatu sarung polyurethane dengan panjang 15 cm dan garis tengah 7 cm yang ujungnya terbuka melekat ke suatu cincin polyurethane lentur. Cincin polyurethane ini berfungsi sebagai alat untuk memasang dan melekatkan kondom di vagina. Kondom wanita mengandung pelumas berbahan dasar silikon dan tidak memerlukan pelumas spermisida serta hanya sekali pakai. Efektivitas dari penggunaan kondom ini menunjukkan sama dengan efektivitas dari penggunaan diafragma (USU, 2009).
Bahan polyurethane kurang menyebabkan reaksi alergi dibandingkan kondom lateks. Bahan tersebut juga kuat dan jarang robek (40% lebih kuat dari kondom lateks) tetapi tipis sehingga sensasi yang ditimbulkan tetap dapat dipertahankan. Kondom wanita ini dapat mencegah kehamilan dan penularan penyakit seksual termasuk HIV apabila digunakan dengan benar (Lubis, 2008).
Fungsi kondom sebenarnya bukan sekadar sebagai alat KB atau pengaman saja. Kondom juga bisa digunakan sebagai bagian dari foreplay agar suasana bercinta menjadi berbeda. Apalagi saat ini kondom tersedia dalam beragam tekstur dan aroma. Berikut jenis-jenis kondom yang banyak beredar di pasaran (Yuniico, 2009).
a.       Kondom dengan aroma dan rasa
            
Aroma favorit yang bisa dipilih seperti cokelat, stroberi, durian, pisang dan mint.



b.      Kondom berulir (Ribbed Condom)
                 
Jenis kondom yang satu ini memiliki keunikan di bentuknya yang berulir untuk menambah kenikmatan pada saat bersenggama.
c.       Kondom ekstra tipis (Extra Thin Condom)
Tipe satu ini berbahan karet dengan ukuran yang sangat tipis. Pada saat melakukan senggama, pasangan seakan-akan senggama tanpa menggunakan kondom.
d.      Kondom bintik (Dotted Condom)

Tipe ini disertai dengan bintik-bintik di sekitarnya yang bisa menimbulkan efek mengejutkan bagi wanita.


e.       Kondom ekstra pengaman (Extra Safe Condom)

Jenis ini memiliki tambahan lubrikan, serta mengandung perlindungan ekstra untuk mencegah kehamilan.
f.       Kondom wanita (Female Condom)

Kondom berbahan lateks atau polyurethan, sehingga bersifat elastis dan fleksibel, kondom ini lebih menimbulkan sensasi atau rangsangan. Terutama bagi pria yang kurang suka memakai kondom.
g.       Kondom twist

Tipe ini didesain secara khusus untuk menstimulasi area sensitif pada saat bersenggama.

h.      Kondom getar (Vibrating Condom)
Kondom ini dilengkapi dengan cincin getar di bagian ujungnya Kondom yang menggunakan baterai khusus untuk menggerakkan cincin getarnya ini bisa bertahan hingga 30 menit.
i.        Kondom baggy

Tipe ini bentuknya agak membesar di bagian ujung serta memiliki ulir di bagian badannya, untuk memaksimalkan gerakan saat bersenggama.
j.        Kondom dengan tambahan obat kuat (Condoms with extra strong medicine)
Jenis kondom yang satu ini dilengkapi dengan lubrikan yang mengandung obat kuat(Yuniico, 2009).
k.      Pleasure-shaped condom
     
Jenis kondom ini dapat mempertinggi sensitivitas untuk kedua “mitra” karena  memiliki ujung yang longgar dan besar.
l.        Glow in the dark condom
      
Jika ingin merasakan suasana yang berbeda saat berhubungan seks, kondom ini bisa  menjadi pilihan yang tepat. Ketika terkena cahaya selama 30  detik, kondom ini dapat bersinar dalam gelap. Namun kondom ini tidak beracun dan memiliki 3 lapisan. Bagian dalam dan lapisan terluar terbuat dari lateks dan yang tengah berisi pigmen yang aman yang membuatnya bisa bersinar.

C.    Kelebihan dan Kelemahan
1.      Kelebihan pemakaian kondom
Kelebihan pemakaian kondom secara umum sebagai alat kontrasepsi
a.        Efektif bila digunakan dengan benar
b.        Tidak mengganggu produksi ASI.
c.        Tidak mengganggu kesehatan klien.
d.       Tidak mempunyai pengaruh sistemik.
e.        Murah dan dapat dibeli secara umum.
f.         Tidak perlu resep dokter atau pemeriksaan kesehatan khusus.
g.        Metode kontrasepsi sementara bila metode kontrasepsi lainnya harus ditunda
(Saifuddin, 2003).

Kelebihan pemakaian kondom secara umum sebagai alat non kontrasepsi.
a.        Memberi dorongan kepada suami untuk ikut ber-KB.
b.        Dapat mencegah penularan IMS.
c.         Mencegah ejakulasi dini.
d.       Membantu mencegah terjadinya kanker serviks (mengurangi iritasi bahan karsinogenik eksogen pada serviks).
e.        Saling berinteraksi sesame pasangan.
f.         Mencegah imuno infertilitas (Saifuddin, 2003)
Kelebihan kondom berdasarkan klasifikasinya.
a.       Pria
1)      Murah dan dapat dibeli secara umum.
2)      Tidak ada persyaratan untuk berkonsultasi dengan tenaga kesehatan.
3)      Tidak memerlukan pengawasan khusus dari tenaga kesehatan
4)      Mudah cara pemakaiannya.
5)      Tingkat proteksi yang cukup tinggi terhadap infeksi menular seksual (PMS)
6)       Efektif jika digunakan secara benar dan konsisten.
7)      Tidak mengganggu produksi.
8)      Tidak memerlukan pengawasan (USU, 2009).
b.      Wanita
1)      Memberikan perlindungan yang tinggi terhadap infeksi menular seksual (IMS).
2)      Tidak mengganggu produksi.
3)      Efektif jika digunakan secara benar dan konsisten.
4)      Bagi pasangan pria, penurunan kenikmatan seks lebih kecil dibandingkan kondom laki-laki.
5)      Tidak memerlukan pengawasan (USU, 2009).



2.      Kekurangan pemakaian kondom
Kekurangan pemakaian kondom secara umum
a.       Efektifitas tidak terlalu tinggi.
b.      Cara penggunaan sangat mempengaruhi keberhasilan kontrasepsi.
c.       Agak mengganggu hubungan seksual (mengurangi sentuhan langsung).
d.      Pada beberapa klien bisa menyebabkan kesulitan untuk mempertahankan ereksi.
e.       Harus selalu tersedia setiap kali berhubungan seksual.
f.       Beberapa klien malu untuk membeli kondom ditempat umum.
g.      Pembuangan kondom bekas mungkin menimbulkan masalah dalam hal limbah
(Saifuddin, 2003).
Kekurangan pemakaian kondom berdasakan klasifikasinya.
a.       Pria
Penurunan kenikmatan seks lebih besar daripada kondom wanita
b.      Wanita
1)      Kenikmatan bisa terganggu karena timbul suara gemerisik saat berhubungan intim.
2)      Penampilan kurang menarik.
3)      Pada awal menggunakan alat ini, proses pemasangannya agak sulit.
4)      Kadang-kadang dapat terdorong seluruhnya ke dalam vagina.
5)      Harganya masih mahal (USU, 2009). B.4 Efek Samping
Pada umumnya saat menggunakan kondom, pemakai kondom dan pasangannya tidak akan mengalami efek samping. Namun pada beberapa kasus terutama yang alergi terhadap latex, bisa menimbulkan iritasi. Apalagi jika latex kondomnya ditambahi dengan bahan spermicidal, maka nyeri yang timbul akan semakin parah. Guna menghindari reaksi alergi ini, maka sebaiknya memakai kondom dari bahan polyurethane atau kondom natural skin serta tidak memakai bahan spermicidal (Kusmarjadi, 2009).
Banyak pria mengeluhkan kurang sensisitif jika memakai kondom, sementara yang lainnyna merasa sulit untuk mempertahankan ereksi saat memakai kondom atau saat intercourse. Pada beberapa kasus, baik pria maupun partner-nya, memakai kondom bisa menghancurkan spontanitas mereka dalam ML. Tetapi hal tersebut bukan merupakan efek samping (Kusmarjadi, 2009).

D.    Efek Samping
Pada umumnya saat menggunakan kondom, pemakai kondom dan pasangannya tidak akan mengalami efek samping. Namun pada beberapa kasus terutama yang alergi terhadap latex, bisa menimbulkan iritasi. Apalagi jika latex kondomnya ditambahi dengan bahan spermicidal, maka nyeri yang timbul akan semakin parah. Guna menghindari reaksi alergi ini, maka sebaiknya memakai kondom dari bahan polyurethane atau kondom natural skin serta tidak memakai bahan spermicidal (Kusmarjadi, 2009).
Banyak pria mengeluhkan kurang sensisitif jika memakai kondom, sementara yang lainnyna merasa sulit untuk mempertahankan ereksi saat memakai kondom atau saat intercourse. Pada beberapa kasus, baik pria maupun partner-nya, memakai kondom bisa menghancurkan spontanitas mereka dalam ML. Tetapi hal tersebut bukan merupakan efek samping (Kusmarjadi, 2009).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar