BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Paradigma baru program Keluarga Berencana Nasional telah diubah visinya
dari mewujudkan norma keluarga kecil bahagia sejahtera(NKKBS) menjadi visi
untuk mewujudkan”keluarga berkualitas tahun 2015”. Keluargayang berkualitas
adalah yang sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal,
berwawasan kedepan, bertanggung jawab, harmonis dan Bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa(Saefuddin, 2003).
Berdasarkan visi dan misi tersebut, program eluarga berencana nasional
mempunyai kontribusi penting dalam upaya meningkatkan kualitas penduduk. Dalam
kontribusi tersebut Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional(BKKBN) telah
mewujudkan keberhasilannya selain berhasil menurunkan angka kelahiran dan
pertumbuhan penduduk, juga terpenting adalah keberhasilan mengubah sikap mental
dasn perilaku masyarakat dalamupaya membangun keluarga berkualitas.
Sebagai salah satu bukti keberhasilan program tersebut. Antara lain dapat
diamati dari semakin meningkatnya angka pemakaian kontrasepsi(prevalensi).
Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 1997 memperlihatkan proporsi
peserta KByang terbanyak adalah suntik(21,1%), pil(19,4%), AKDR(18,1%),
Norplan(16%), Sterilisasi wanita(3%), Kondom(0,7%), Sterilisasi pria(0,4%), dan
sisanya merupakan peserta KB tradisonalyang masing-masing menggunakan cara
tradisional seperti pantang berkala maupun senggama terputus.
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa AKDR berada diposisi ketiga.
Sedangkan dalam program BKKBN memberikan penekanan pada kontasepsi AKDR
terutama adalah CuT380 A yang menjadi primadona BKKBN. Adapun keuntungan-keuntungan
dari alat kontrasepsi tersebut adalah efektip segera setelah pemasanga,
merupakan metode jangka panjang (10tahun proteksi dan tidak perlu diganti).
Angka kegagalan hanya satu dalam 125-170 kehamilan, Akseptor tidak perlu
mengingat-ingat kapan dia harus berKB. Yidak ada pengaruh terhadap lingkungan
sexual, meningkatkan kenyamanan tanpa takut hamil. Tidak ada efek samping
hrmonal dengan Cu T380 A. Tidak ada pengaruhnya terhadap hambatan dan volume
ASI, dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus. Dapat
digunakan sampai menopause(Saefuddin, 2003). Pemeriksaan ulang hanya 1 kali
setahun, murah, kesuburan segera kembali sesudah AKDR diangkat (BKKBN, 2002).
Namun begitu tidak semua klien berminat terhadap alat kontrasepsi AKDR
dikarenakan berbagai alasan yang berbeda-beda seperti takut efek samping, takut
proses pemasangan , dilarang oleh suami, dan kurang mengetahui tentang KB AKDR.
Adapun berbagai pertimbangan yang harus diperhatikan oleh akseptor KB
agar tidak terjadi alah persepsi setelahpemasangan yaitu pengetahuan akseptor
KB tentang persyaratan dan keamanan metode kontrasepsi, status kesehatan klien
sebelum berKB, tahu efek samping, konsekuensi kegagalan atau keham9ilanyang
tidak diinginkan, besarnya keluarga yang direncanakan, persetujuan pasangan,
bahkan norma budaya lingkungan dan orang lain.
B. TUJUAN
1.
Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran umum kontrasepsi AKDR
2.
Tujuan Khusus
a.
Mengetahui pengertian AKDR
b.
Mengetahui Jenis – Jenis AKDR
c.
Memahami Bagaimana Cara Kerja AKDR
d.
Mengetahui Indikasi AKDR
e.
Mengetahui Kontrainikasi AKDR
f.
Mengetahui Keuntungan dan Kerugian AKDR
g.
Mengetahui Waktu Pemasangan AKDR
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN AKDR
IUD (Intra Uterine Device) adalah alat kontrasepsi yang disisipkan ke
dalam rahim, terbuat dari bahan semacam plastik, ada pula yang dililit tembaga,
dan bentuknya bermacam-macam. Bentuk yang umum dan mungkin banyak dikenal oleh
masyarakat adalah bentuk spiral. Spiral tersebut dimasukkan ke dalam rahim oleh
tenaga kesehatan (dokter/bidan terlatih). Sebelum spiral dipasang, kesehatan
ibu harus diperiksa dahulu untuk memastikan kecocokannya. Sebaiknya IUD ini
dipasang pada saat haid atau segera 40 hari setelah melahirkan (Subrata, 2003).
IUD/AKDR adalah suatu benda kecil yang terbuat dari plastik yang lentur, mempunyai
lilitan tembaga atau juga mengandung hormon dan dimasukkan ke dalam rahim
melalui vagina dan mempunyai benang ( Handayani, 2010:141)
IUD atau Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) bagi banyak kaum wanita
merupakan alat kontrasepsi yang terbaik. Alat ini sangat efektif dan tidak
perlu diingat setiap hari seperti halnya pil. Bagi ibu yang menyusui, AKDR
tidak akan mempengaruhi isi, kelancaran ataupun kadar air susu ibu (ASI).
Karena itu, setiap calon pemakai AKDR perlu memperoleh informasi yang lengkap
tentang seluk - beluk alat kontrasepsi ini (Manuaba , 2010).
B. JENIS
AKDR
IUD yang banyak dipakai di indonesia dewasa ini dari jenis Un Medicate
yaitu Lippes Loop dan yang dari jenis Medicate Cu T, Cu-7, Multiload dan
Nova-T. (Handayani, 2010)
1.
AKDR Non-Hormonal
Pada saat ini
AKDR telah memasuki generasi ke-4, karena itu berpuluh-puluh macam AKDR telah
dikembangkan. Mulai dari generasi pertama yang terbuat dari benang sutra dan
logam sampai generasi plastic (polietilen) baik yang ditambah obat maupun
tidak.
a.
Menurut bentuknya AKDR dibagi menjadi 2 :
1)
Bentuk terbuka (oven device): Misalnya : LippesLoop,
CUT, Cu-7, Marguiles, Spring Coil, Multiload, Nova-T.
2)
Bentuk tertutup (closed device): Misalnya : Ota-Ring,
Atigon dan Graten Berg Ring.
b.
Menurut Tambahan atau Metal
1)
Copper-T
AKDR berbentuk T, terbuat dari
bahan polyethelen di mana pada bagian vertikalnya diberi lilitan kawat tembaga
halus. Lilitan kawat tembaga halus ini mempunyai efek antifertilisasi (anti
pembuahan) yang cukup baik.
2)
Copper-7
AKDR ini berbentuk angka 7 dengan
maksud untuk memudahkan pemasangan. Jenis ini mempunyai ukuran diameter batang
vertikal 32 mm dan ditambahkan gulungan kawat tembaga (Cu) yang mempunyai luas
permukaan 200 mm2, fungsinya sama seperti halnya lilitan tembaga halus pada
jenis Coper-T.
3)
Multi Load
AKDR ini terbuat dari dari
plastik (polyethelene) dengan dua tangan kiri dan kanan berbentuk sayap yang
fleksibel. Panjangnya dari ujung atas ke bawah 3,6 cm. Batangnya diberi
gulungan kawat tembaga dengan luas permukaan 250 mm2 atau 375 mm2 untuk
menambah efektivitas. Ada 3 ukuran multi load, yaitu standar, small (kecil),
dan mini.
4)
Lippes Loop
AKDR ini terbuat dari bahan
polyethelene, bentuknya seperti spiral atau huruf S bersambung. Untuk meudahkan
kontrol, dipasang benang pada ekornya. Lippes Loop terdiri dari 4 jenis yang
berbeda menurut ukuran panjang bagian atasnya. Tipe A berukuran 25 mm (benang
biru), tipe B 27,5 mm 9 (benang hitam), tipe C berukuran 30 mm (benang kuning),
dan 30 mm (tebal, benang putih) untuk tipe D. Lippes Loop mempunyai angka
kegagalan yang rendah. Keuntungan lain dari spiral jenis ini ialah bila terjadi
perforasi jarang menyebabkan luka atau penyumbatan usus, sebab terbuat dari
bahan plastic ( Erfandi, 2008).
2.
IUD yang mengandung hormonal
a.
Progestasert-T = Alza T
1)
Panjang 36 mm, lebar 32 mm, dengan 2 lembar benang ekor
warna hitam.
2)
Mengandung 38 mg progesteron dan barium sulfat,
melepaskan 65 mcg progesteron per hari.
3)
Tabung insersinya berbentuk lengkung
4)
Daya kerja : 18 bulan
5)
Teknik insersi : plunging (modified withdrawal)
b.
LNG-20
1)
Mengandung 46-60 mg Levonorgestrel, dengan pelepasan 20
mcg per hari.
2)
Sedang ditelit di Firlandia.
3)
Angka kegagalan / kehamilan angka terendah : <0,5
per 100 wanita per tahun.
4)
Penghentian pemakaian oleh karena persoalan-persoalan
perdarahan ternyata lebih tinggi dibandingkan IUD lainnya, karena 25% mengalami
amenore atau pendarahan haid yang sangat sedikit.
C.
CARA KERJA
Cara kerja dari alat kontrasepsi
IUD adalah sebagai berikut :
1.
Menghambat kemampuan sperma masuk ketuba fallopi.
2.
Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum
uteri.
3.
IUD bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu.
4.
IUD membuat sperma sulit masuk ke dalam alat reproduksi
perempuan dan mengurangi kemampuan sperma untuk fertilisasi.
5.
Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam
uterus. (Sarwono, 2007)
D.
INDIKASI
Yang dapat menggunakan:
Syarat-syarat yang harus dipenuhi sebelum seseorang akan memilih AKDR (IUD)
adalah :
1.
Usia reproduktif
2.
Keadaan nulipara
3.
Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang
4.
Menyusui yang menginginkan menggunakan kontrasepsi
5.
Setelah melahirkan dan tidak menyusui bayinya
6.
Setelah mengalami abortus dan tidak terlihat adanya
infeksi Resiko rendah dari IMS
7.
Tidak menghendaki metode hormonal
8.
Tidak menyukai untuk mengingat-ingat minum pil setiap hari
9.
Tidak menghendaki kehamilan setelah 1-5 hari senggama.
10. Pasca
keguguran atau kegagalan kehamilan apabila tidak terlihat adanya infeksi
11. Sedang
memakai antibiotika atau antikejang
12. Gemuk
ataupun kurus
13. Perokok
E.
KONTRAINDIKASI
Ada beberapa ibu yang dianggap
tidak cocok memakai kontrasepsi jenis IUD ini. Ibu-ibu yang tidak cocok itu
adalah mereka yang menderita atau mengalami beberapa keadaan berikut ini :
1.
Kehamilan.
2.
Penyakit kelamin (gonorrhoe, sipilis, AIDS, dsb).
3.
Perdarahan dari kemaluan yang tidak diketahui
penyebabnya.
4.
Tumor jinak atau ganas dalam rahim.
5.
Kelainan bawaan rahim.
6.
Penyakit gula (diabetes militus).
7.
Penyakit kurang darah.
8.
Belum pernah melahirkan.
9.
Adanya perkiraan hamil.
10. Kelainan
alat kandungan bagian dalam seperti: perdarahan yang tidak normal dari alat
kemaluan, perdarahan di leher rahim, dan kanker rahim
11. Ukuran
rongga rahim kurang dari 5 cm (Saifuddin, 2006).
F.
KEUNTUNGAN
Keuntungan dari alat kontrasepsi
IUD adalah sebagai berikut :
1.
sebagai kontrasepsi, efektifitasnya tinggi.
2.
IUD (AKDR) dapat efektif segera setelah pemasangan,
3.
Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari CuT-380A
dan tidak perlu diganti)
4.
Sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat-ingat
5.
Tidak mempengaruhi hubungan seksual
6.
Meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak perlu
takut untuk hamil
7.
Tidak ada efek samping hormonal dengan Cu AKDR
(CuT-380A)
8.
Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI
9.
Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah
abortus (apabila tidak terjadi infeksi). j.Dapat digunakan sampai menopause (1
tahun lebih setelah haid terakhir)
10. Tidak
ada interaksi dengan obat-obat
11. Membantu
mencegah kehamilan ektopik (Saifuddin. AB, 2006).
G.
KERUGIAN
Kerugian dari alat kontrasepsi IUD
adalah sebagai berikut.
1.
Perubahan siklus haid (umumnya pada 3 bulan pertama dan
akan berkurang setelah 3 bulan)
2.
Haid lebih lama dan banyak
3.
Perdarahan (spotting) antara menstruasi,
4.
Saat haid lebih sakit ( Handayani, 2010 )
H.
WAKTU PEMASANGAN
1.
Kapan saja dalam siklus haid selama yakin tidak hamil
2.
pemasangan setelah persalinan : boleh dipasang dalam
waktu 48 jam setelah eprsalinan, dan dapat pula dipasang setelah 4 minggu
pasca persalinan, dengan dipastikan tidak hamil antara 48 jam sampai 4 minggu
pasca persalinan, tunda pemasangan, gunakan metode kontrasepsi yang lain
3.
Setelah keguguran atau aborsi : jika mengalami
keguguran dalam 7 hari terakhir, boleh dipasang jika tidak ada infeksi. Jika
keguguran lebih dari 7 hari terakhir, boleh dipasang jika dipastikan tidak
hamil jika terjadi infeksi, boleh dipasang 3 bulan setelah sembuh. Pakai metode
kontrasepsi yang lain.
4.
Jika ganti dari metode yang lain : jika telah
memakai metode lain dengan benar atau tidak bersenggama sejak haid terakhir,
AKDR boleh dipasang. (Tidak hanya selama haid, termasuk melakukan MAL dengan
benar)
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya di Indonesia
pemerintah telah merencanakan dan mencanangkan program Keluarga Berencana (KB)
yang diadakan untuk membina akseptor sekaligus mencapai sasaran/fungsi yang
telah ditetapkan untuk memberi konstribusi bag tercapainya upaya mewujudkan
keluarga berkualitas.
Adapun pengertian dari KB yaitu tindakan yang membantu individu atau
pasngan untuk menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mengatur interval
kelahiran, mengontrol kartu keturunan dalam hubungan dengan umur pasanngan
suami istri dan menentukan jumlah anak dalam keluarga(Hartanto, 2003).
Dalam pelaksanaan program KB biasanya digunakan alat kontrasepsi yang
digunakan untuk mengatur /mengendalikan pertumbuhan penduduk khususnya di Indonesia.
Pengertian dari kontrasepsi adalah cara untuk mencegah terjadinya
konsepsi yaitu bertemunya sel sperme dan ovum. Dalam pelayanan KB ada
berbagaimacam cara untuk mencegah konsepsi salah satunya dengan menggunakan
AKDR. Dalam penggunaan AKDR juga terdapat manfaat, keuntungan serta kerugian
dari penggunaan AKDR tersebut. Masalah yang timbul dari penggunaan AKDR
tersebut juga diharapkan bisa teratasi dengan beberapa cara antara lain dengan
memperhatikan cara pemakaian yang bena, efek samping serta konseling bagi
pengguna oleh tenaga kesehatan.
B.
SARAN
1.
Bagi pengguna alat kontrasepsi AKDR
Pengguna hendaknya mengetahui
terlebih dahulu alat kontrasepsi yang akan di pakai dengan cara bertanya hal
yang ingin diketahui ke tenaga kesehatan.
2.
Bagi tenaga kesehatan
a.
Sebagai tenaga kesehatan hendakna meningkatkan
keterampilannya memasang AKDR yang baik dan sesuai prosedur.
b.
Sebelum memasang AKDR pada klien jangan lupa untuk
melakukan infomconsent pada klien.
DAFTAR PUSTAKA
Handayani, S (2010). Pelayanan Keluarga Berencana.
Yogyakarta : Pustaka Rihana.
Manuaba, IBG. (2010). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan
Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC.
Saifudin Abdul Bari. (2006). Buku acuan Panduan Praktis
Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. (2003) dan Alat
Bantu Pengambilan Keputusan Dalam Ber-KB 2005
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Judul : Alat Kontrasepsi Dalam
Rahim (AKDR)
Pokok Bahasan :
Pengertian, Jenis, Syarat serta Keuntungan dan Kerugian AKDR
Waktu :
35 menit
Tempat : Balai Desa
Sasaran :
Ibu-ibu Warga
A.TUJUAN PENYULUHAN
1. Tujuan Penyuluhan Umum( TPU)
Setelah mendapat penjelasan ataupun
penyuluhan, diharapkan peserta penyuluhan
dapat mengetahui
pengertian, jenis, syarat, serta keuntungan dan kerugian AKDR.
2. Tujuan Penyuluhan Khusus (TPK)
- Peserta penyuluhan mengetahui pengertian motode kontrasepsi AKDR
- Peserta penyuluhan mengetahui jenis metode kontrasepsi AKDR
- Peserta mengerti syarat untuk menjadi aseptor KB AKDR
- Peserta mengetahui keuntungan dan kerugian motode kontrasepsi AKDR
B. MATERI PENYULUHAN
Terlampir
C.KEGIATAN
PENYULUHAN
Tahap Penyuluhan
|
Kegiatan Penyaji
|
Kegiatan Peserta
|
Media
|
Pembukaan
|
¨
Salam Pembuka
¨
Menjelaskan maksud dan tujuan penyuluhan
¨
Memberi pertanyaan perihal yang akan disampaikan.
|
Memperhatikan, mendengarkan dan menjawab pertanyaan
|
Ceramah dan Tanya Jawab
|
Penyajian
|
Menyampaikan materi :
¨
Pengertian
¨
Jenis
¨
Cara Kerja
¨
Indikasi dan Kontraindikasi
¨
Keuntungan dan Kerugian
¨
Waktu Pemasangan
|
Memperhatikan dan Mendengarkan keterangan
|
Ceramah Lembar balik, Leaflet
|
Penutup
|
Memberikan kesimpulan
bertanya pada audience mengevaluasi hasi penyuluhan dan salam
|
Bertanya menjawab pertanyaan penyuluhan
|
Tanya Jawab
|
D.
MEDIA DAN ALAT
Lembar balik
dan Leafleat
E. METODE
Ceramah
dan Tanya Jawab
F. SUMBER
Sarwono, P. (2005). Ilmu Kebidanan.
Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
G. LAMPIRAN MATERI
ALAT
KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR)
A.
PENGERTIAN AKDR
IUD (Intra Uterine Device) adalah alat kontrasepsi yang disisipkan ke
dalam rahim, terbuat dari bahan semacam plastik, ada pula yang dililit tembaga,
dan bentuknya bermacam-macam. Bentuk yang umum dan mungkin banyak dikenal oleh
masyarakat adalah bentuk spiral. Spiral tersebut dimasukkan ke dalam rahim oleh
tenaga kesehatan (dokter/bidan terlatih). Sebelum spiral dipasang, kesehatan
ibu harus diperiksa dahulu untuk memastikan kecocokannya. Sebaiknya IUD ini
dipasang pada saat haid atau segera 40 hari setelah melahirkan (Subrata, 2003).
IUD/AKDR adalah suatu benda kecil yang terbuat dari plastik yang lentur,
mempunyai lilitan tembaga atau juga mengandung hormon dan dimasukkan ke dalam
rahim melalui vagina dan mempunyai benang ( Handayani, 2010:141)
IUD atau Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) bagi banyak kaum wanita
merupakan alat kontrasepsi yang terbaik. Alat ini sangat efektif dan tidak
perlu diingat setiap hari seperti halnya pil. Bagi ibu yang menyusui, AKDR
tidak akan mempengaruhi isi, kelancaran ataupun kadar air susu ibu (ASI).
Karena itu, setiap calon pemakai AKDR perlu memperoleh informasi yang lengkap
tentang seluk - beluk alat kontrasepsi ini (Manuaba , 2010).
B. JENIS
AKDR
IUD yang banyak dipakai di indonesia dewasa ini dari jenis Un Medicate
yaitu Lippes Loop dan yang dari jenis Medicate Cu T, Cu-7, Multiload dan
Nova-T. (Handayani, 2010)
1.
AKDR Non-Hormonal
Pada saat ini
AKDR telah memasuki generasi ke-4, karena itu berpuluh-puluh macam AKDR telah
dikembangkan. Mulai dari generasi pertama yang terbuat dari benang sutra dan
logam sampai generasi plastic (polietilen) baik yang ditambah obat maupun
tidak.
a.
Menurut bentuknya AKDR dibagi menjadi 2 :
1)
Bentuk terbuka (oven device): Misalnya : LippesLoop,
CUT, Cu-7, Marguiles, Spring Coil, Multiload, Nova-T.
2)
Bentuk tertutup (closed device): Misalnya : Ota-Ring,
Atigon dan Graten Berg Ring.
b.
Menurut Tambahan atau Metal
1)
Copper-T
AKDR berbentuk T, terbuat dari
bahan polyethelen di mana pada bagian vertikalnya diberi lilitan kawat tembaga
halus. Lilitan kawat tembaga halus ini mempunyai efek antifertilisasi (anti
pembuahan) yang cukup baik.
2)
Copper-7
AKDR ini berbentuk angka 7 dengan
maksud untuk memudahkan pemasangan. Jenis ini mempunyai ukuran diameter batang
vertikal 32 mm dan ditambahkan gulungan kawat tembaga (Cu) yang mempunyai luas
permukaan 200 mm2, fungsinya sama seperti halnya lilitan tembaga halus pada
jenis Coper-T.
3)
Multi Load
AKDR ini terbuat dari dari
plastik (polyethelene) dengan dua tangan kiri dan kanan berbentuk sayap yang fleksibel.
Panjangnya dari ujung atas ke bawah 3,6 cm. Batangnya diberi gulungan kawat
tembaga dengan luas permukaan 250 mm2 atau 375 mm2 untuk menambah efektivitas.
Ada 3 ukuran multi load, yaitu standar, small (kecil), dan mini.
4)
Lippes Loop
AKDR ini terbuat dari bahan
polyethelene, bentuknya seperti spiral atau huruf S bersambung. Untuk meudahkan
kontrol, dipasang benang pada ekornya. Lippes Loop terdiri dari 4 jenis yang
berbeda menurut ukuran panjang bagian atasnya. Tipe A berukuran 25 mm (benang
biru), tipe B 27,5 mm 9 (benang hitam), tipe C berukuran 30 mm (benang kuning),
dan 30 mm (tebal, benang putih) untuk tipe D. Lippes Loop mempunyai angka
kegagalan yang rendah. Keuntungan lain dari spiral jenis ini ialah bila terjadi
perforasi jarang menyebabkan luka atau penyumbatan usus, sebab terbuat dari
bahan plastic ( Erfandi, 2008).
2.
IUD yang mengandung hormonal
a.
Progestasert-T = Alza T
1)
Panjang 36 mm, lebar 32 mm, dengan 2 lembar benang ekor
warna hitam.
2)
Mengandung 38 mg progesteron dan barium sulfat,
melepaskan 65 mcg progesteron per hari.
3)
Tabung insersinya berbentuk lengkung
4)
Daya kerja : 18 bulan
5)
Teknik insersi : plunging (modified withdrawal)
b.
LNG-20
1)
Mengandung 46-60 mg Levonorgestrel, dengan pelepasan 20
mcg per hari.
2)
Sedang ditelit di Firlandia.
3)
Angka kegagalan / kehamilan angka terendah : <0,5
per 100 wanita per tahun.
4)
Penghentian pemakaian oleh karena persoalan-persoalan
perdarahan ternyata lebih tinggi dibandingkan IUD lainnya, karena 25% mengalami
amenore atau pendarahan haid yang sangat sedikit.
C.
CARA KERJA
Cara kerja dari alat kontrasepsi
IUD adalah sebagai berikut :
1.
Menghambat kemampuan sperma masuk ketuba fallopi.
2.
Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum
uteri.
3.
IUD bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu.
4.
IUD membuat sperma sulit masuk ke dalam alat reproduksi
perempuan dan mengurangi kemampuan sperma untuk fertilisasi.
5.
Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam
uterus. (Sarwono, 2007)
D.
INDIKASI
Yang dapat menggunakan:
Syarat-syarat yang harus dipenuhi sebelum seseorang akan memilih AKDR (IUD)
adalah :
1.
Usia reproduktif
2.
Keadaan nulipara
3.
Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang
4.
Menyusui yang menginginkan menggunakan kontrasepsi
5.
Setelah melahirkan dan tidak menyusui bayinya
6.
Setelah mengalami abortus dan tidak terlihat adanya
infeksi Resiko rendah dari IMS
7.
Tidak menghendaki metode hormonal
8.
Tidak menyukai untuk mengingat-ingat minum pil setiap
hari
9.
Tidak menghendaki kehamilan setelah 1-5 hari senggama.
10. Pasca
keguguran atau kegagalan kehamilan apabila tidak terlihat adanya infeksi
11. Sedang
memakai antibiotika atau antikejang
12. Gemuk
ataupun kurus
13. Perokok
E.
KONTRAINDIKASI
Ada beberapa ibu yang dianggap
tidak cocok memakai kontrasepsi jenis IUD ini. Ibu-ibu yang tidak cocok itu
adalah mereka yang menderita atau mengalami beberapa keadaan berikut ini :
1.
Kehamilan.
2.
Penyakit kelamin (gonorrhoe, sipilis, AIDS, dsb).
3.
Perdarahan dari kemaluan yang tidak diketahui
penyebabnya.
4.
Tumor jinak atau ganas dalam rahim.
5.
Kelainan bawaan rahim.
6.
Penyakit gula (diabetes militus).
7.
Penyakit kurang darah.
8.
Belum pernah melahirkan.
9.
Adanya perkiraan hamil.
10. Kelainan
alat kandungan bagian dalam seperti: perdarahan yang tidak normal dari alat
kemaluan, perdarahan di leher rahim, dan kanker rahim
11. Ukuran
rongga rahim kurang dari 5 cm (Saifuddin, 2006).
F.
KEUNTUNGAN
Keuntungan dari alat kontrasepsi
IUD adalah sebagai berikut :
1.
sebagai kontrasepsi, efektifitasnya tinggi.
2.
IUD (AKDR) dapat efektif segera setelah pemasangan,
3.
Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari CuT-380A
dan tidak perlu diganti)
4.
Sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat-ingat
5.
Tidak mempengaruhi hubungan seksual
6.
Meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak perlu
takut untuk hamil
7.
Tidak ada efek samping hormonal dengan Cu AKDR
(CuT-380A)
8.
Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI
9.
Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah
abortus (apabila tidak terjadi infeksi). j.Dapat digunakan sampai menopause (1
tahun lebih setelah haid terakhir)
10. Tidak
ada interaksi dengan obat-obat
11. Membantu
mencegah kehamilan ektopik (Saifuddin. AB, 2006).
G.
KERUGIAN
Kerugian dari alat kontrasepsi IUD
adalah sebagai berikut.
2.
Haid lebih lama dan banyak
3.
Perdarahan (spotting) antara menstruasi,
4.
Saat haid lebih sakit ( Handayani, 2010 )
H.
WAKTU PEMASANGAN
1.
Kapan saja dalam siklus haid selama yakin tidak hamil
2.
pemasangan setelah persalinan : boleh dipasang dalam
waktu 48 jam setelah eprsalinan, dan dapat pula dipasang setelah 4 minggu
pasca persalinan, dengan dipastikan tidak hamil antara 48 jam sampai 4 minggu
pasca persalinan, tunda pemasangan, gunakan metode kontrasepsi yang lain
3.
Setelah keguguran atau aborsi : jika mengalami
keguguran dalam 7 hari terakhir, boleh dipasang jika tidak ada infeksi. Jika
keguguran lebih dari 7 hari terakhir, boleh dipasang jika dipastikan tidak
hamil jika terjadi infeksi, boleh dipasang 3 bulan setelah sembuh. Pakai metode
kontrasepsi yang lain.
4.
Jika ganti dari metode yang lain : jika telah
memakai metode lain dengan benar atau tidak bersenggama sejak haid terakhir,
AKDR boleh dipasang. (Tidak hanya selama haid, termasuk melakukan MAL dengan
benar)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar