Selasa, 15 Maret 2016

MAKALAH KB IUD



BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Paradigma baru program Keluarga Berencana Nasional telah diubah visinya dari mewujudkan norma keluarga kecil bahagia sejahtera(NKKBS) menjadi visi untuk mewujudkan”keluarga berkualitas tahun 2015”. Keluargayang berkualitas adalah yang sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal, berwawasan kedepan, bertanggung jawab, harmonis dan Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa(Saefuddin, 2003).
Berdasarkan visi dan misi tersebut, program eluarga berencana nasional mempunyai kontribusi penting dalam upaya meningkatkan kualitas penduduk. Dalam kontribusi tersebut Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional(BKKBN) telah mewujudkan keberhasilannya selain berhasil menurunkan angka kelahiran dan pertumbuhan penduduk, juga terpenting adalah keberhasilan mengubah sikap mental dasn perilaku masyarakat dalamupaya membangun keluarga berkualitas.
Sebagai salah satu bukti keberhasilan program tersebut. Antara lain dapat diamati dari semakin meningkatnya angka pemakaian kontrasepsi(prevalensi). Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 1997 memperlihatkan proporsi peserta KByang terbanyak adalah suntik(21,1%), pil(19,4%), AKDR(18,1%), Norplan(16%), Sterilisasi wanita(3%), Kondom(0,7%), Sterilisasi pria(0,4%), dan sisanya merupakan peserta KB tradisonalyang masing-masing menggunakan cara tradisional seperti pantang berkala maupun senggama terputus.
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa AKDR berada diposisi ketiga. Sedangkan dalam program BKKBN memberikan penekanan pada kontasepsi AKDR terutama adalah CuT380 A yang menjadi primadona BKKBN. Adapun keuntungan-keuntungan dari alat kontrasepsi tersebut adalah efektip segera setelah pemasanga, merupakan metode jangka panjang (10tahun proteksi dan tidak perlu diganti). Angka kegagalan hanya satu dalam 125-170 kehamilan, Akseptor tidak perlu mengingat-ingat kapan dia harus berKB. Yidak ada pengaruh terhadap lingkungan sexual, meningkatkan kenyamanan tanpa takut hamil. Tidak ada efek samping hrmonal dengan Cu T380 A. Tidak ada pengaruhnya terhadap hambatan dan volume ASI, dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus. Dapat digunakan sampai menopause(Saefuddin, 2003). Pemeriksaan ulang hanya 1 kali setahun, murah, kesuburan segera kembali sesudah AKDR diangkat (BKKBN, 2002).
Namun begitu tidak semua klien berminat terhadap alat kontrasepsi AKDR dikarenakan berbagai alasan yang berbeda-beda seperti takut efek samping, takut proses pemasangan , dilarang oleh suami, dan kurang mengetahui tentang KB AKDR.
Adapun berbagai pertimbangan yang harus diperhatikan oleh akseptor KB agar tidak terjadi alah persepsi setelahpemasangan yaitu pengetahuan akseptor KB tentang persyaratan dan keamanan metode kontrasepsi, status kesehatan klien sebelum berKB, tahu efek samping, konsekuensi kegagalan atau keham9ilanyang tidak diinginkan, besarnya keluarga yang direncanakan, persetujuan pasangan, bahkan norma budaya lingkungan dan orang lain.
B.     TUJUAN
1.      Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran umum kontrasepsi AKDR
2.      Tujuan Khusus
a.       Mengetahui pengertian AKDR
b.      Mengetahui Jenis – Jenis AKDR
c.       Memahami Bagaimana Cara Kerja AKDR
d.      Mengetahui Indikasi AKDR
e.       Mengetahui Kontrainikasi AKDR
f.       Mengetahui Keuntungan dan Kerugian AKDR
g.      Mengetahui Waktu Pemasangan AKDR
BAB II
PEMBAHASAN
A.    PENGERTIAN AKDR
IUD (Intra Uterine Device) adalah alat kontrasepsi yang disisipkan ke dalam rahim, terbuat dari bahan semacam plastik, ada pula yang dililit tembaga, dan bentuknya bermacam-macam. Bentuk yang umum dan mungkin banyak dikenal oleh masyarakat adalah bentuk spiral. Spiral tersebut dimasukkan ke dalam rahim oleh tenaga kesehatan (dokter/bidan terlatih). Sebelum spiral dipasang, kesehatan ibu harus diperiksa dahulu untuk memastikan kecocokannya. Sebaiknya IUD ini dipasang pada saat haid atau segera 40 hari setelah melahirkan (Subrata, 2003).
IUD/AKDR adalah suatu benda kecil yang terbuat dari plastik yang lentur, mempunyai lilitan tembaga atau juga mengandung hormon dan dimasukkan ke dalam rahim melalui vagina dan mempunyai benang ( Handayani, 2010:141)
IUD atau Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) bagi banyak kaum wanita merupakan alat kontrasepsi yang terbaik. Alat ini sangat efektif dan tidak perlu diingat setiap hari seperti halnya pil. Bagi ibu yang menyusui, AKDR tidak akan mempengaruhi isi, kelancaran ataupun kadar air susu ibu (ASI). Karena itu, setiap calon pemakai AKDR perlu memperoleh informasi yang lengkap tentang seluk - beluk alat kontrasepsi ini (Manuaba , 2010).
B.     JENIS AKDR
IUD yang banyak dipakai di indonesia dewasa ini dari jenis Un Medicate yaitu Lippes Loop dan yang dari jenis Medicate Cu T, Cu-7, Multiload dan Nova-T. (Handayani, 2010)
1.      AKDR Non-Hormonal
Pada saat ini AKDR telah memasuki generasi ke-4, karena itu berpuluh-puluh macam AKDR telah dikembangkan. Mulai dari generasi pertama yang terbuat dari benang sutra dan logam sampai generasi plastic (polietilen) baik yang ditambah obat maupun tidak.
a.       Menurut bentuknya AKDR dibagi menjadi 2 :
1)      Bentuk terbuka (oven device): Misalnya : LippesLoop, CUT, Cu-7, Marguiles, Spring Coil, Multiload, Nova-T.
2)      Bentuk tertutup (closed device): Misalnya : Ota-Ring, Atigon dan Graten Berg Ring.
b.      Menurut Tambahan atau Metal
1)      Copper-T
AKDR berbentuk T, terbuat dari bahan polyethelen di mana pada bagian vertikalnya diberi lilitan kawat tembaga halus. Lilitan kawat tembaga halus ini mempunyai efek antifertilisasi (anti pembuahan) yang cukup baik.
2)      Copper-7
AKDR ini berbentuk angka 7 dengan maksud untuk memudahkan pemasangan. Jenis ini mempunyai ukuran diameter batang vertikal 32 mm dan ditambahkan gulungan kawat tembaga (Cu) yang mempunyai luas permukaan 200 mm2, fungsinya sama seperti halnya lilitan tembaga halus pada jenis Coper-T.
3)      Multi Load
AKDR ini terbuat dari dari plastik (polyethelene) dengan dua tangan kiri dan kanan berbentuk sayap yang fleksibel. Panjangnya dari ujung atas ke bawah 3,6 cm. Batangnya diberi gulungan kawat tembaga dengan luas permukaan 250 mm2 atau 375 mm2 untuk menambah efektivitas. Ada 3 ukuran multi load, yaitu standar, small (kecil), dan mini.
4)      Lippes Loop
AKDR ini terbuat dari bahan polyethelene, bentuknya seperti spiral atau huruf S bersambung. Untuk meudahkan kontrol, dipasang benang pada ekornya. Lippes Loop terdiri dari 4 jenis yang berbeda menurut ukuran panjang bagian atasnya. Tipe A berukuran 25 mm (benang biru), tipe B 27,5 mm 9 (benang hitam), tipe C berukuran 30 mm (benang kuning), dan 30 mm (tebal, benang putih) untuk tipe D. Lippes Loop mempunyai angka kegagalan yang rendah. Keuntungan lain dari spiral jenis ini ialah bila terjadi perforasi jarang menyebabkan luka atau penyumbatan usus, sebab terbuat dari bahan plastic ( Erfandi, 2008).
2.      IUD yang mengandung hormonal
a.       Progestasert-T = Alza T
1)      Panjang 36 mm, lebar 32 mm, dengan 2 lembar benang ekor warna hitam.
2)      Mengandung 38 mg progesteron dan barium sulfat, melepaskan 65 mcg progesteron per hari.
3)      Tabung insersinya berbentuk lengkung
4)      Daya kerja : 18 bulan
5)      Teknik insersi : plunging (modified withdrawal)
b.      LNG-20
1)      Mengandung 46-60 mg Levonorgestrel, dengan pelepasan 20 mcg per hari.
2)      Sedang ditelit di Firlandia.
3)      Angka kegagalan / kehamilan angka terendah : <0,5 per 100 wanita per tahun.
4)      Penghentian pemakaian oleh karena persoalan-persoalan perdarahan ternyata lebih tinggi dibandingkan IUD lainnya, karena 25% mengalami amenore atau pendarahan haid yang sangat sedikit.
C.     CARA KERJA
Cara kerja dari alat kontrasepsi IUD adalah sebagai berikut :
1.      Menghambat kemampuan sperma masuk ketuba fallopi.
2.      Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri.
3.      IUD bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu.
4.      IUD membuat sperma sulit masuk ke dalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi kemampuan sperma untuk fertilisasi.
5.      Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus. (Sarwono, 2007)

D.    INDIKASI
Yang dapat menggunakan: Syarat-syarat yang harus dipenuhi sebelum seseorang akan memilih AKDR (IUD) adalah :
1.      Usia reproduktif
2.      Keadaan nulipara
3.      Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang
4.      Menyusui yang menginginkan menggunakan kontrasepsi
5.      Setelah melahirkan dan tidak menyusui bayinya
6.      Setelah mengalami abortus dan tidak terlihat adanya infeksi Resiko rendah dari IMS
7.      Tidak menghendaki metode hormonal
8.      Tidak menyukai untuk mengingat-ingat minum pil setiap hari
9.      Tidak menghendaki kehamilan setelah 1-5 hari senggama.
10.  Pasca keguguran atau kegagalan kehamilan apabila tidak terlihat adanya infeksi
11.  Sedang memakai antibiotika atau antikejang
12.  Gemuk ataupun kurus
13.  Perokok

E.     KONTRAINDIKASI
Ada beberapa ibu yang dianggap tidak cocok memakai kontrasepsi jenis IUD ini. Ibu-ibu yang tidak cocok itu adalah mereka yang menderita atau mengalami beberapa keadaan berikut ini :
1.      Kehamilan.
2.      Penyakit kelamin (gonorrhoe, sipilis, AIDS, dsb).
3.      Perdarahan dari kemaluan yang tidak diketahui penyebabnya.
4.      Tumor jinak atau ganas dalam rahim.
5.      Kelainan bawaan rahim.
6.      Penyakit gula (diabetes militus).
7.      Penyakit kurang darah.
8.      Belum pernah melahirkan.
9.      Adanya perkiraan hamil.
10.  Kelainan alat kandungan bagian dalam seperti: perdarahan yang tidak normal dari alat kemaluan, perdarahan di leher rahim, dan kanker rahim
11.  Ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm (Saifuddin, 2006).

F.      KEUNTUNGAN
Keuntungan dari alat kontrasepsi IUD adalah sebagai berikut :
1.      sebagai kontrasepsi, efektifitasnya tinggi.
2.      IUD (AKDR) dapat efektif segera setelah pemasangan,
3.      Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari CuT-380A dan tidak perlu diganti)
4.      Sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat-ingat
5.      Tidak mempengaruhi hubungan seksual
6.      Meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak perlu takut untuk hamil
7.      Tidak ada efek samping hormonal dengan Cu AKDR (CuT-380A)
8.      Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI
9.      Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus (apabila tidak terjadi infeksi). j.Dapat digunakan sampai menopause (1 tahun lebih setelah haid terakhir)
10.  Tidak ada interaksi dengan obat-obat
11.  Membantu mencegah kehamilan ektopik (Saifuddin. AB, 2006).

G.    KERUGIAN
Kerugian dari alat kontrasepsi IUD adalah sebagai berikut.
1.      Perubahan siklus haid (umumnya pada 3 bulan pertama dan akan berkurang setelah 3 bulan)
2.      Haid lebih lama dan banyak
3.      Perdarahan (spotting) antara menstruasi,
4.      Saat haid lebih sakit ( Handayani, 2010 )

H.    WAKTU PEMASANGAN
1.      Kapan saja dalam siklus haid selama yakin tidak hamil
2.      pemasangan setelah persalinan : boleh dipasang dalam waktu 48 jam setelah eprsalinan, dan dapat pula dipasang setelah 4  minggu pasca persalinan, dengan dipastikan tidak hamil antara 48 jam sampai 4 minggu pasca persalinan, tunda pemasangan, gunakan metode kontrasepsi yang lain
3.      Setelah keguguran atau aborsi : jika mengalami keguguran dalam 7 hari terakhir, boleh dipasang jika tidak ada infeksi. Jika keguguran lebih dari 7 hari terakhir, boleh dipasang jika dipastikan tidak hamil jika terjadi infeksi, boleh dipasang 3 bulan setelah sembuh. Pakai metode kontrasepsi yang lain.
4.      Jika ganti dari  metode yang lain : jika telah memakai metode lain dengan benar atau tidak bersenggama sejak haid terakhir, AKDR boleh dipasang. (Tidak hanya selama haid, termasuk melakukan MAL dengan benar)
BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya di Indonesia pemerintah telah merencanakan dan mencanangkan program Keluarga Berencana (KB) yang diadakan untuk membina akseptor sekaligus mencapai sasaran/fungsi yang telah ditetapkan untuk memberi konstribusi bag tercapainya upaya mewujudkan keluarga berkualitas.
Adapun pengertian dari KB yaitu tindakan yang membantu individu atau pasngan untuk menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mengatur interval kelahiran, mengontrol kartu keturunan dalam hubungan dengan umur pasanngan suami istri dan menentukan jumlah anak dalam keluarga(Hartanto, 2003).
Dalam pelaksanaan program KB biasanya digunakan alat kontrasepsi yang digunakan untuk mengatur /mengendalikan pertumbuhan penduduk khususnya di Indonesia.
Pengertian dari kontrasepsi adalah cara untuk mencegah terjadinya konsepsi yaitu bertemunya sel sperme dan ovum. Dalam pelayanan KB ada berbagaimacam cara untuk mencegah konsepsi salah satunya dengan menggunakan AKDR. Dalam penggunaan AKDR juga terdapat manfaat, keuntungan serta kerugian dari penggunaan AKDR tersebut. Masalah yang timbul dari penggunaan AKDR tersebut juga diharapkan bisa teratasi dengan beberapa cara antara lain dengan memperhatikan cara pemakaian yang bena, efek samping serta konseling bagi pengguna oleh tenaga kesehatan.
B.     SARAN
1.      Bagi pengguna alat kontrasepsi AKDR
Pengguna hendaknya mengetahui terlebih dahulu alat kontrasepsi yang akan di pakai dengan cara bertanya hal yang ingin diketahui ke tenaga kesehatan.
2.      Bagi tenaga kesehatan
a.       Sebagai tenaga kesehatan hendakna meningkatkan keterampilannya memasang AKDR yang baik dan sesuai prosedur.
b.      Sebelum memasang AKDR pada klien jangan lupa untuk melakukan infomconsent pada klien.


DAFTAR PUSTAKA

Handayani, S (2010). Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta : Pustaka Rihana.
Manuaba, IBG. (2010). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC.
Saifudin Abdul Bari. (2006). Buku acuan Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. (2003) dan Alat Bantu Pengambilan Keputusan Dalam Ber-KB 2005



SATUAN ACARA PENYULUHAN


                                                                       
Judul                                       : Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
Pokok Bahasan                       : Pengertian, Jenis, Syarat serta Keuntungan dan Kerugian AKDR
Waktu                                     : 35 menit
Tempat                                    : Balai Desa
Sasaran                                    : Ibu-ibu Warga

A.TUJUAN PENYULUHAN

1. Tujuan Penyuluhan Umum( TPU)
     Setelah mendapat penjelasan ataupun penyuluhan, diharapkan peserta penyuluhan
dapat mengetahui pengertian, jenis, syarat, serta keuntungan dan kerugian AKDR.

2. Tujuan Penyuluhan Khusus (TPK)
  • Peserta penyuluhan mengetahui pengertian motode kontrasepsi AKDR
  • Peserta penyuluhan mengetahui jenis metode kontrasepsi AKDR
  • Peserta mengerti syarat untuk menjadi aseptor KB AKDR
  • Peserta mengetahui keuntungan dan kerugian motode kontrasepsi AKDR
B. MATERI PENYULUHAN
     Terlampir








C.KEGIATAN PENYULUHAN
Tahap Penyuluhan
Kegiatan Penyaji
Kegiatan Peserta
Media
Pembukaan
¨      Salam Pembuka
¨      Menjelaskan maksud dan tujuan penyuluhan
¨      Memberi pertanyaan perihal yang akan disampaikan.
Memperhatikan, mendengarkan dan menjawab pertanyaan
Ceramah dan Tanya Jawab
Penyajian
Menyampaikan materi :
¨      Pengertian
¨      Jenis
¨      Cara Kerja
¨      Indikasi dan Kontraindikasi
¨      Keuntungan dan Kerugian
¨      Waktu Pemasangan
Memperhatikan dan Mendengarkan keterangan
Ceramah Lembar balik, Leaflet
Penutup
Memberikan kesimpulan  bertanya pada audience mengevaluasi hasi penyuluhan dan salam
Bertanya menjawab pertanyaan penyuluhan
Tanya Jawab


          D. MEDIA DAN ALAT
          Lembar balik dan Leafleat
E. METODE
          Ceramah dan Tanya Jawab
F. SUMBER
Sarwono, P. (2005). Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.




G. LAMPIRAN MATERI

ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR)
A.    PENGERTIAN AKDR
IUD (Intra Uterine Device) adalah alat kontrasepsi yang disisipkan ke dalam rahim, terbuat dari bahan semacam plastik, ada pula yang dililit tembaga, dan bentuknya bermacam-macam. Bentuk yang umum dan mungkin banyak dikenal oleh masyarakat adalah bentuk spiral. Spiral tersebut dimasukkan ke dalam rahim oleh tenaga kesehatan (dokter/bidan terlatih). Sebelum spiral dipasang, kesehatan ibu harus diperiksa dahulu untuk memastikan kecocokannya. Sebaiknya IUD ini dipasang pada saat haid atau segera 40 hari setelah melahirkan (Subrata, 2003).
IUD/AKDR adalah suatu benda kecil yang terbuat dari plastik yang lentur, mempunyai lilitan tembaga atau juga mengandung hormon dan dimasukkan ke dalam rahim melalui vagina dan mempunyai benang ( Handayani, 2010:141)
IUD atau Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) bagi banyak kaum wanita merupakan alat kontrasepsi yang terbaik. Alat ini sangat efektif dan tidak perlu diingat setiap hari seperti halnya pil. Bagi ibu yang menyusui, AKDR tidak akan mempengaruhi isi, kelancaran ataupun kadar air susu ibu (ASI). Karena itu, setiap calon pemakai AKDR perlu memperoleh informasi yang lengkap tentang seluk - beluk alat kontrasepsi ini (Manuaba , 2010).
B.     JENIS AKDR
IUD yang banyak dipakai di indonesia dewasa ini dari jenis Un Medicate yaitu Lippes Loop dan yang dari jenis Medicate Cu T, Cu-7, Multiload dan Nova-T. (Handayani, 2010)
1.      AKDR Non-Hormonal
Pada saat ini AKDR telah memasuki generasi ke-4, karena itu berpuluh-puluh macam AKDR telah dikembangkan. Mulai dari generasi pertama yang terbuat dari benang sutra dan logam sampai generasi plastic (polietilen) baik yang ditambah obat maupun tidak.
a.       Menurut bentuknya AKDR dibagi menjadi 2 :
1)      Bentuk terbuka (oven device): Misalnya : LippesLoop, CUT, Cu-7, Marguiles, Spring Coil, Multiload, Nova-T.
2)      Bentuk tertutup (closed device): Misalnya : Ota-Ring, Atigon dan Graten Berg Ring.
b.      Menurut Tambahan atau Metal
1)      Copper-T
AKDR berbentuk T, terbuat dari bahan polyethelen di mana pada bagian vertikalnya diberi lilitan kawat tembaga halus. Lilitan kawat tembaga halus ini mempunyai efek antifertilisasi (anti pembuahan) yang cukup baik.
2)      Copper-7
AKDR ini berbentuk angka 7 dengan maksud untuk memudahkan pemasangan. Jenis ini mempunyai ukuran diameter batang vertikal 32 mm dan ditambahkan gulungan kawat tembaga (Cu) yang mempunyai luas permukaan 200 mm2, fungsinya sama seperti halnya lilitan tembaga halus pada jenis Coper-T.
3)      Multi Load
AKDR ini terbuat dari dari plastik (polyethelene) dengan dua tangan kiri dan kanan berbentuk sayap yang fleksibel. Panjangnya dari ujung atas ke bawah 3,6 cm. Batangnya diberi gulungan kawat tembaga dengan luas permukaan 250 mm2 atau 375 mm2 untuk menambah efektivitas. Ada 3 ukuran multi load, yaitu standar, small (kecil), dan mini.
4)      Lippes Loop
AKDR ini terbuat dari bahan polyethelene, bentuknya seperti spiral atau huruf S bersambung. Untuk meudahkan kontrol, dipasang benang pada ekornya. Lippes Loop terdiri dari 4 jenis yang berbeda menurut ukuran panjang bagian atasnya. Tipe A berukuran 25 mm (benang biru), tipe B 27,5 mm 9 (benang hitam), tipe C berukuran 30 mm (benang kuning), dan 30 mm (tebal, benang putih) untuk tipe D. Lippes Loop mempunyai angka kegagalan yang rendah. Keuntungan lain dari spiral jenis ini ialah bila terjadi perforasi jarang menyebabkan luka atau penyumbatan usus, sebab terbuat dari bahan plastic ( Erfandi, 2008).
2.      IUD yang mengandung hormonal
a.       Progestasert-T = Alza T
1)      Panjang 36 mm, lebar 32 mm, dengan 2 lembar benang ekor warna hitam.
2)      Mengandung 38 mg progesteron dan barium sulfat, melepaskan 65 mcg progesteron per hari.
3)      Tabung insersinya berbentuk lengkung
4)      Daya kerja : 18 bulan
5)      Teknik insersi : plunging (modified withdrawal)
b.      LNG-20
1)      Mengandung 46-60 mg Levonorgestrel, dengan pelepasan 20 mcg per hari.
2)      Sedang ditelit di Firlandia.
3)      Angka kegagalan / kehamilan angka terendah : <0,5 per 100 wanita per tahun.
4)      Penghentian pemakaian oleh karena persoalan-persoalan perdarahan ternyata lebih tinggi dibandingkan IUD lainnya, karena 25% mengalami amenore atau pendarahan haid yang sangat sedikit.
C.     CARA KERJA
Cara kerja dari alat kontrasepsi IUD adalah sebagai berikut :
1.      Menghambat kemampuan sperma masuk ketuba fallopi.
2.      Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri.
3.      IUD bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu.
4.      IUD membuat sperma sulit masuk ke dalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi kemampuan sperma untuk fertilisasi.
5.      Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus. (Sarwono, 2007)

D.    INDIKASI
Yang dapat menggunakan: Syarat-syarat yang harus dipenuhi sebelum seseorang akan memilih AKDR (IUD) adalah :
1.      Usia reproduktif
2.      Keadaan nulipara
3.      Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang
4.      Menyusui yang menginginkan menggunakan kontrasepsi
5.      Setelah melahirkan dan tidak menyusui bayinya
6.      Setelah mengalami abortus dan tidak terlihat adanya infeksi Resiko rendah dari IMS
7.      Tidak menghendaki metode hormonal
8.      Tidak menyukai untuk mengingat-ingat minum pil setiap hari
9.      Tidak menghendaki kehamilan setelah 1-5 hari senggama.
10.  Pasca keguguran atau kegagalan kehamilan apabila tidak terlihat adanya infeksi
11.  Sedang memakai antibiotika atau antikejang
12.  Gemuk ataupun kurus
13.  Perokok

E.     KONTRAINDIKASI
Ada beberapa ibu yang dianggap tidak cocok memakai kontrasepsi jenis IUD ini. Ibu-ibu yang tidak cocok itu adalah mereka yang menderita atau mengalami beberapa keadaan berikut ini :
1.      Kehamilan.
2.      Penyakit kelamin (gonorrhoe, sipilis, AIDS, dsb).
3.      Perdarahan dari kemaluan yang tidak diketahui penyebabnya.
4.      Tumor jinak atau ganas dalam rahim.
5.      Kelainan bawaan rahim.
6.      Penyakit gula (diabetes militus).
7.      Penyakit kurang darah.
8.      Belum pernah melahirkan.
9.      Adanya perkiraan hamil.
10.  Kelainan alat kandungan bagian dalam seperti: perdarahan yang tidak normal dari alat kemaluan, perdarahan di leher rahim, dan kanker rahim
11.  Ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm (Saifuddin, 2006).

F.      KEUNTUNGAN
Keuntungan dari alat kontrasepsi IUD adalah sebagai berikut :
1.      sebagai kontrasepsi, efektifitasnya tinggi.
2.      IUD (AKDR) dapat efektif segera setelah pemasangan,
3.      Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari CuT-380A dan tidak perlu diganti)
4.      Sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat-ingat
5.      Tidak mempengaruhi hubungan seksual
6.      Meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak perlu takut untuk hamil
7.      Tidak ada efek samping hormonal dengan Cu AKDR (CuT-380A)
8.      Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI
9.      Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus (apabila tidak terjadi infeksi). j.Dapat digunakan sampai menopause (1 tahun lebih setelah haid terakhir)
10.  Tidak ada interaksi dengan obat-obat
11.  Membantu mencegah kehamilan ektopik (Saifuddin. AB, 2006).

G.    KERUGIAN
Kerugian dari alat kontrasepsi IUD adalah sebagai berikut.
2.      Haid lebih lama dan banyak
3.      Perdarahan (spotting) antara menstruasi,
4.      Saat haid lebih sakit ( Handayani, 2010 )

H.    WAKTU PEMASANGAN
1.      Kapan saja dalam siklus haid selama yakin tidak hamil
2.      pemasangan setelah persalinan : boleh dipasang dalam waktu 48 jam setelah eprsalinan, dan dapat pula dipasang setelah 4  minggu pasca persalinan, dengan dipastikan tidak hamil antara 48 jam sampai 4 minggu pasca persalinan, tunda pemasangan, gunakan metode kontrasepsi yang lain
3.      Setelah keguguran atau aborsi : jika mengalami keguguran dalam 7 hari terakhir, boleh dipasang jika tidak ada infeksi. Jika keguguran lebih dari 7 hari terakhir, boleh dipasang jika dipastikan tidak hamil jika terjadi infeksi, boleh dipasang 3 bulan setelah sembuh. Pakai metode kontrasepsi yang lain.
4.      Jika ganti dari  metode yang lain : jika telah memakai metode lain dengan benar atau tidak bersenggama sejak haid terakhir, AKDR boleh dipasang. (Tidak hanya selama haid, termasuk melakukan MAL dengan benar)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar